Gambar Sampul Bahasa Indonesia · o_Pelajaran 15 Apresiasi Sastra
Bahasa Indonesia · o_Pelajaran 15 Apresiasi Sastra
Erwan, dkk

24/08/2021 15:15:43

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

199

Apresiasi Sastra

i

Apresiasi Sastra

Apresiasi Sastra

19

Bagaimana dengan pelajaran Anda sebelumnya? Tentu

memuaskan, bukan? Pada pelajaran sebelumnya, Anda telah

belajar menganalisis drama. Sekarang, Anda akan belajar

membuat resensi drama. Tujuannya agar Anda dapat memahami

unsur-unsur dalam resensi drama, penulisan resensi, dan faktor-

faktor pementasan. Selain itu, Anda juga akan belajar bermain

drama dan mengubah naskah hikayat ke dalam bentuk cerpen.

15

15

S

u

m

b

e

r

:

w

w

w

.

i

m

a

g

e

s

.

g

o

o

g

l

e

.

c

o

199

199

Pelajaran

Pelajaran

Alokasi waktu: 12 jam pelajaran

Peta

Peta

Konsep

Konsep

melalui

proses

melalui

proses

melalui

proses

melalui

proses

Membuat resensi

drama

Memerankan tokoh dalam

drama

Mentransformasikan

penggalan hikayat ke dalam

cerpen

• memahami perbedaan

hikayat dan cerpen

• menggubah naskah

• memahami karakter

tokoh

• mengetahui unsur

drama

• mengetahui unsur

resensi

• menulis resensi

drama

Kegiatan

Bersastra

terdiri atas

200

200

Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa

Apakah Anda termasuk orang yang gemar menonton drama,

Anda pasti memiliki penilaian terhdap tersebut. Ketika menuliskan

hasil penilaian Anda terhadap drama itu, saat itulah Anda membuat

resensi drama Setelah menonton atau membaca sebuah drama,

biasanya Anda akan memiliki pesan tersendiri terhadap cerita atau

tokoh-tokohnya. Selain itu, Anda dapat menilai novel tersebut

berdasarkan kekurangan dan kelebihannya. Menulis merupakan

kegiatan penting yang dilakukan karena dengan meresensi, Anda

dapat memberikan informasi kepada orang lain, baik tentang

isi, kelebihan, kekurangan, maupun hal menarik dari buku atau

pementasan drama.

Dalam meresensi sebuah pementasan drama, hal yang harus

Anda perhatikan adalah unsur-unsur yang membentuk pementasan

tersebut. Misalnya, dari segi intrinsik seperti alur, latar, tokoh, tema,

dan amanat, atau dari segi pementasan seperti tata lampu, tata rias,

tata kostum, dekorasi, dan lain-lain. Jika data mengenai hal-hal

yang diperlukan telah tersedia, selanjutnya adalah kegiatan menulis

resensi itu. Anda sebaiknya memaparkan pementasan tersebut

secara terperinci dan sistematis agar pembaca dapat memahami

dengan mudah.

Di bawah ini terdapat sebuah contoh resensi dari pementsan

drama "Mengapa Kau culik Anak Kami" karya Seno Gumira

Adjidarma.

Apa orang-orang itu tidak punya seorang

ibu yang setidak-tidaknya pernah memper-

kenalkan kasih sayang, kelembutan cinta.

Apa kamu pikir orang-orang itu dilahirkan

oleh seorang ibu?

Apa mereka lahir dari batu?

Mereka dilahirkan oleh rahim kekejaman.

Dialog di atas diucapkan tokoh Ibu dan

Bapak yang diperankan Niniek L Karim dan

Landung Simatupang dalam pementasan

(Mengapa Kau Culik Anak Kami?) Banyak

penonton berkaca-kaca matanya menyaksikan

pementasan drama sepanjang 75 menit itu,

yang selama itu pula suasana dicekam oleh

kepiawaian akting dua aktor andal itu, yang satu

dari Jakarta dan satu lagi dari Yogyakarta.

Drama ini dipentaskan di Graha Bhakti

Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta,

6-8 Agustus 2001, dan setelah ini akan digelar

di Societeit, Taman Budaya, Yogyakarta, 16-18

Agustus mendatang. Pertunjukan diproduksi

oleh Perkumpulan Seni Indonesia bekerja sama

dengan Kontras (Komisi untuk Orang Hilang

dan Korban Tindak Kekerasan).

Panggung diisi oleh garapan artistik dari

tokoh yang juga jarang muncul, yakni Chalid

Arifi n, lulusan Institut Des Hautes Etudes

Cinematographiques, Perancis. Suasananya

Membuat

Membuat

Resensi

Resensi

Drama

Drama

A

Anda diharapkan dapat:

• memahami unsur-

unsur yang terdapat

dalam resensi drama;

• mengaplikasikan

langkah-langkah

penulisan resensi

dengan memerhatikan

faktor-faktor

pementasan.

Tujuan Belajar

201

201

Apresiasi Sastra

menggauli penulisan naskah drama. Ia pernah

bergabung dengan Teater Alam, Yogyakarta,

pimpinan Azwar AN pada pertengahan 1970-

an. Ia pernah menggelar drama karyanya

berjudul Pertunjukan Segera Dimulai pada

1976. Belakangan, ia mementaskan Tumirah

Sang Mucikari (1998) yang diilhami oleh huru-

hara politik di Tanah Air.

Mengapa Kau Culik Anak Kami? sendiri,

dari segi naskah dan strategi pementasan,

boleh jadi oleh penulis dan sutradaranya

tidak langsung diparadigmakan dalam gagasan-

gagasan yang mendasari peleburan batas

kesenian dan kehidupan seperti diwacanakan

oleh seni kontemporer. Suasana penantian,

misalnya, mungkin masih seperti mengacu

pada (modernisme) Becket, taruhlah dalam

Waiting for Godot.

Namun, para pendukung, katakanlah

Niniek, Simatupang, serta tak ketinggalan

penata musik Tony Prabowo, dengan

kematangannya telah menjembatani apa yang

bisa dicapai naskah tersebut dengan publiknya.

Ini masih didukung adegan sekilas yang menjadi

penting, ketika Nezar Patria tiba-tiba muncul

di panggung beberapa detik. Sementara

saksofon yang melengkingkan blues oleh Budi

Winarto yang menandai pergantian babak,

setiap saat menggarisbawahi, betapa pahit dan

mengenaskan sebetulnya hidup di republik ini.

Itulah yang membuat hati banyak orang

teriris dan sebagian menjadi sembab matanya

ketika keluar dari gedung pertunjukan.

Di panggung, Niniek berujar, (Sudah

setahun lebih. Setiap malam aku berdoa

mengharapkan keselamatan Satria, hidup atau

mati. Aku hanya ingin kejelasan). Sementara

Simatupang berdiri, maju ke ujung panggung

dan bermonolog, (Mengapa kau culik anak

kami? Apa bisa pertanyaan ini dijawab oleh

seseorang yang merasa memberi perintah

menculiknya?)

Sumber

:

http://sukab.wordpress.com

serba minimalis, sampai ke tata lampu maupun

garapan musik oleh Tony Prabowo yang

dimainkan oleh Budi Winarto dengan saksofon

soprannya.

Drama yang diilhami oleh peristiwa

penculikan aktivis di era Orde Baru-Soeharto

ini berwujud obrolan antara tokoh suami dan

istri yang anaknya diculik dan belum kembali.

Obrolan terjadi menjelang tengah malam.

Bapak mengenakan sarung dan berkaus oblong,

sedangkan Ibu bergaun panjang.

Kalau dilihat secara sederhana, obrolan

terbagi dua fase: fase pertama menyangkut

tindak kekejaman secara umum yang dilakukan

oleh tentara, fase kedua memfokuskan pada

kehidupan Ibu-Bapak itu, yang anaknya, Satria

(diperankan oleh korban penculikan yang

sebenarnya, aktivis Solidaritas Mahasiswa

Indonesia untuk Demokrasi, Nezar Patria)

hilang diculik penguasa.

Dalam setting itu sekaligus setting politik

sekarang yang cenderung ingin melupakan

korban-korban penculikan yang sampai kini

tak ketahuan rimbanya, drama ini serentak

menemukan relevansi sosialnya. Dengan

langsung menunjuk peristiwa-peristiwa

kekerasan yang pernah terjadi di Indonesia

termasuk pada tahun 1965, drama ini sendiri

lalu seperti berada di wilayah (kesenian

kontemporer)dengan sifat khasnya: meleburnya

batas antara kesenian dan kehidupan nyata,

antara ruang pribadi dan ruang publik; dan

seterusnya.

Apa yang dialami si Ibu-Bapak Niniek dan

Simatupang, adalah juga pengalaman sehari-hari

sekian orangtua yang kehilangan anak-anaknya,

anak yang kehilangan bapaknya, diculik oleh

genderuwo penguasa politik.

***

"Ini hanya sebuah kopi dramatik dari

peristiwa yang sebenarnya" kata Seno Gumira.

Seno sendiri yang lebih dikenal khalayak

sebagai penulis cerpen sebenarnya juga pernah

202

202

Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa

Membaca naskah drama merupakan jenis kegiatan yang

apresiatif. Pada Pelajaran ini, kamu akan belajar memerankan

drama. Sebelum memerankan drama, sebaiknya perhatikan hal-

hal berikut.

1. Membaca umum; yaitu membacakan dialog- dialog secara

bergantian mulai dari awal sampai akhir cerita. Dalam mem

baca

ini tidak berdasarkan dialog- dialog yang akan diucap kan para

pemain pada pelaksanaan pementasan, tetapi semua dialog pemain

lain pun dibacakan secara bergantian. Lebih baik posisi duduknya

para pemain membentuk lingkaran sehingga dialog- dialog itu

dibacakan searah jarum jam secara bergantian. Manfaat latihan

tahap ini, agar setiap pemain mengetahui semua dialog- dialog

lawan bermainnya dan juga lebih memperdalam ber intonasi,

mengatur cepat lambatnya suara, dan memantap

kan pengetahuan

jalannya cerita.

2. Membaca terpusat; pada dasarnya latihan membaca

terpusat ini sama dengan latihan membaca umum, tetapi tahap

ini cara membacakan dialognya ber dasar kan dialog yang akan

diperankannya kelak oleh setiap pemain. Latihan ini bermanfaat

untuk melancarkan per cakapan antarpemain, melatih mimik atau

ekspresi wajah, dan meningkatkan penguasaan jalan cerita secara

me nyeluruh.

3. Berlatih akting dan bloking; latihan tahap ini maksudnya

berlatih akting dan bloking yang dituntut atau yang sesuai dengan

1. Saksikanlah sebuah pementasan drama.

2. Buatlah resensi dari pementasan drama tersebut.

3. Perhatikan unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah resensi.

4. Diskusikanlah hasil kerja Anda bersama teman-teman Anda.

5. Serahkan hasilnya kepada guru Anda.

Latihan

Latihan

Pemahaman

Pemahaman

Memerankan Tokoh dalam

Memerankan Tokoh dalam

Drama

Drama

B

Anda diharapkan dapat:

• memahami hal-

hal yang berkaitan

dengan pemeranan

tokoh dalam drama;

• mengetahui unsur-

unsur yang ada dalam

penggalan drama.

Tujuan Belajar

203

203

Apresiasi Sastra

teks drama yang akan kamu pentaskan. Dalam latihan ini, sutradara

sudah mempunyai gambaran, bagai mana akting dan bloking yang

harus dilakukan para pemain dalam pementasan nanti. Bukan

semuanya bergantung pada sutradara, para pemain pun harus tahu

bagaimana teknik muncul yang baik, bagaimana mimik dan gerak

yakin sesuai dengan tuntutan naskah, bagaimana menonjolkan

perasaan dan pikiran dalam dialog- dialog yang kamu ucapkan.

Setiap gerak, isyarat, dan mimik harus mempunyai arti dan men-

dukung setiap dialog- dialog yang Anda ucapkan. Di samping

gerak dan ekspresi, Anda pun harus memerhatikan di posisi mana

Anda harus pindah dari posisi ke posisi lainnya. Perpindahan ini

pun harus luwes sehingga penonton dapat menangkap jalan cerita

dengan logis. Pendek kata, jangan sampai ada permainan atau

gerak yang mati.

4. Observasi; latihan-latihan tersebut akan lebih baik jika di-

landasi dengan penghayatan yang dalam. Bagaimana latihannya?

Yaitu Anda berobservasi atau mengamati peristiwa-peristiwa atau

kebiasaan-kebiasaan di lingkungan sehari-hari. Apabila Anda akan

memerankan seorang pengemis, Anda harus tahu gerak, sifat, dan

kebiasaan pengemis itu. Gerakan-gerakan itu Anda tiru secara

persis sesuai dengan pengemis itu sendiri. Dalam latihan serta

pelaksanaan simulasi nanti, sukma pengemis itu harus dihadirkan

dalam suasana Anda sebagai pengemis dalam peran lakon

tersebut. Namun, tetap sesuai dengan asas pengendalian dalam

akting, Anda harus sadar bahwa semua itu hanya suatu permainan

belaka. Kebiasaan-kebiasaan pun harus Anda latih dengan baik,

seperti mem bisakan peng gunaan alat-alat yang akan digunakan

dalam pementas an nanti atau disebut juga hand prop. Misalnya

memainkan rokok, kaca mata, tas, dan tongkat. Tujuan semua ini

agar Anda tidak kaku lagi dalam menggunakan alat-alat tersebut

dalam pementasan nanti, sehingga gerakan-gerakan Anda wajar

tidak seperti dibuat-buat.

5. Uji coba; setelah Anda berlatih secara intensif, saatnya

hasil latihan itu diujicobakan dengan memerhatikan hal-hal

berikut:

a. semua pemain sudah hafal teks di luar kepala;

b. akting dan bloking yang dituntut dalam simulasi itu

sudah dikuasai oleh semua pemain;

c. alat-alat yang diperlukan sudah siap untuk dipakai

dalam uji coba termasuk kostum.

Pada akhirnya, tujuan drama dapat dicapai yaitu agar

penikmat/pengapresiasi dapat menangkap makna dari drama yang

dibawakan. Selain itu, bagi para pemain dapat lebih mengasah

Seorang pemain harus benar-benar

menghayati perannya

.

Gambar 15.1

Gambar 15.1

Sumber

:

www.maranatha.ude

204

204

Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa

kemampuan Anda atas isi drama.

Mahkamah

Karya Asrul

Dalam ruangan ini tidak ada perbedaan

antara malam dan siang. Biarpun di kamar

tidur Bahri hari sudah malam, kualitas cahaya

dalam ruang mahkamah tetap sama. Murni

datang diantarkan seorang petugas pengadilan.

Ia berhenti sebentar untuk memandang wajah

suaminya.

Pembela

Nyonya Murni, silakan duduk

Bahri melihat Murni. Ia berdiri.

Murni .... sayang!

Mendengar kata "sayang" itu Murni

memalingkan muka lalu duduk tertunduk.

Pembela mendekati Murni, lalu berkata.

Pembela

Nyonya ada sedikit pengakuan yang

mungkin didengarkan oleh Majelis Hakim yang

mulia. Kami mengetahui, bahwa dulu Nyonya

adalah kekasih Kapten Anwar. Tapi orang yang

men

cintai Nyonya bukan dia satu-satunya.

Ada lagi, yang lain, yaitu Mayor Bahri, suami

Nyonya yang sekarang juga mencintai Nyonya.

Kemudian, Kapten Anwar dijatuhi hukuman

mati oleh pengadilan medan perang. Yang

menjadi ketua pengadilan itu adalah Mayor

Bahri, suami Nyonya. Saya ingin mengajukan

beberapa pertanyaan. Harap Nyonya jawab

dengan jujur dan tujukan kepada Majelis

Hakim .....

Murni mengangguk.

Pembela

Sudah berapa tahun nyonya berumah

tangga dengan Saudara Bahri?

Murni

Lebih dari tiga puluh tahun.

Pembela

Waktu yang cukup panjang untuk

mengenali pribadi seseorang. Berdasarkan

pengetahuan Nyonya, apakah mungkin

Saudara Bahri men jatuhkan hukuman pada

sahabat karibnya Anwar dengan maksud

membunuhnya supaya dapat me

ngawini

Nyonya? Tolong Nyonya jawab dengan sejujur-

jujurnya. Cobalah Nyonya renungkan.

Murni

Saya tidak perlu merenungkannya. Saya

kenal sifat suami saya. Suami saya seorang

pejuang, seorang prajurit yang setia. Tidak, dia

bukan pembunuh.

Pembela

Tolong sampaikan dengan lebih jelas pada

Majelis Hakim.

Murni

Suami saya tidak membunuh Anwar

karena ingin kawin dengan saya.

Pembela

Terima kasih, Nyonya. Untuk sementara

sekian dulu yang mulia.

Hakim Ketua

Saudara Penuntut Umum, giliran Saudara.

Penuntut Umum

Nyonya Murni, apakah Nyonya seorang

yang dapat dipercaya? Ataukah Nyonya berkata

begitu hanya sekadar mimpi memamerkan

kesetiaan pada suami yang sebetulnya sama

sekali tidak Nyonya miliki.

Pembela

Yang mulia, saya keberatan terhadap

ucapan Saudara Penuntut Umum. Di sini yang

diadili adalah Saudara Bahri bukan Nyonya

Murni.

Penuntut Umum

Maaf, yang mulia. Saudara Pembela terlalu

terburu nafsu. Saya belum selesai bicara. Saya

tidak mengadili. Saya hanya membuat suatu

kesimpulan.

205

205

Apresiasi Sastra

Drama Mahkamah menampilkan sebuah suasana pengadilan.

Dengan demikian, tokoh-tokohnya pun sesuai dengan mereka yang

terbiasa berada di pengadilan, yaitu Hakim Ketua, Penuntut Umum,

Pembela, Saksi, Terdakwa, serta Hadirin Peserta Sidang. Di antara

tokoh- tokoh tersebut yang diketahui namanya, yaitu Murni sebagai

saksi, Bahri sebagai tertuduh, dan Anwar sebagai korban.

Berdasarkan uraian penokohan, tokoh Murni merupakan

tokoh penting (mayor) atau tokoh utama. Keberada an tokoh

Murni menentukan arah gerak cerita, termasuk yang menyebab-

kan terjadinya konfl

ik. Karena itu pula tokoh Murni juga berperan

sebagai tokoh protagonis. Kamu sebagai pembaca seolah-olah turut

memikirkan masalahnya dan me ngalami perasaannya.

Tokoh Pembela dapat disebut tokoh kepercayaan karena

menjadi kepercayaan protagonis dan turut mengungkapkan isi

hatinya. Tokoh Penuntut Umum dapat disebut tokoh antagonis

karena merupakan penghalang bagi tokoh Murni dan berkonfl

ik

dengan tokoh Pembela.

Tokoh Hakim Ketua, tokoh Bahri, dan tokoh Anwar merupa kan

tokoh- tokoh pembantu (minor) karena keberadaan mereka turut

membantu menghadirkan cerita.

Tokoh Murni memiliki karakter pendiam, tertutup, dan jujur.

Ketertutupan tokoh Murni menimbulkan curiga tokoh Penuntut

Umum sehingga konfl

ik mulai muncul. Konfl ik semakin meningkat

ketika tokoh Pembela tampil membela tokoh Murni, bahkan kedua

tokoh inilah yang membawa konfl ik pada klimaksnya.

Konfl

ik berarti ketegangan-ketegangan yang terjadi di akibat kan

perbedaan karakter keduanya. Tokoh Pembela ber karakter cerdas

dan berempati, sedangkan tokoh Penuntut Umum berkarakter

Hakim Ketua

Teruskan Saudara Penuntut Umum.

Penuntut Umum

Setelah Saudara meninggal–berapa lama

kemu

dian Nyonya menikah dengan Saudara

Bahri?

Murni diam sebentar.

Penuntut Umum

(mendesak)

Ayolah, Nyonya Murni. Menurut

keterangan yang kami peroleh, Nyonya sangat

cinta pada Saudara Anwar. Apa betul?

Murni mengangguk.

Penuntut Umum

Begitu cinta padanya, hingga lamaran

Saudara Bahri yang pangkatnya lebih tinggi dari

Saudara Anwar, Nyonya tolak. Saya tidak tahu

pasti biarpun kepastian ini tidak penting dalam

bermesraan dengan Saudara Anwar tidak akan

begitu aneh jika Nyonya dan Saudara Anwar

bersimpati untuk sehidup-semati itu biasa.

Memang begitu biasanya anak-anak muda yang

sedang bercinta. Lalu dia meninggal. Berapa

bulan kemudian Nyonya menikah dengan

Saudara Bahri?

Murni

(hampir-hampir tidak terdengar)

Dua bulan ....

Sumber

: Naskah drama

Mahkamah

, 1984

206

206

Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa

1. Perankanlah penggalan naskah drama berikut

Sepasang

Merpati

Tua

karya Bakdi Soemanto

Latihan

Latihan

Pemahaman

Pemahaman

cerdas, sinis, dan dingin. Karakter tokoh Hakim Ketua yang tegas

dan berwibawa menyebabkan konfl

ik menurun.

Konfl

ik di dalam cerita berakhir dengan dibacakannya surat

Bahri. Isi surat itulah yang mengungkapkan karakter Bahri yang

sebenarnya, yaitu jujur, tulus, dan berjiwa pahlawan.

Tokoh Anwar tidak banyak diketahui karena ia berada di

luar cerita. Gerak-gerik tokoh Anwar muncul di pemaparan

tokoh Murni tentang dirinya. Namun, ia berperan penting dalam

membangun cerita.

Latar digambarkan oleh penulis sebagai "sebuah ruangan

yang tidak ada perbedaan antara malam dan siang". Artinya,

ruangan tersebut merupakan ruangan tertutup dan diperuntuk-

kan acara yang sangat formal dan serius, sebagaimana halnya

sebuah ruang pengadilan. Anda perhatikan bahwa di dalam cerita

tersebut sama sekali tidak adegan atau percakapan yang bisa

menimbulkan senyum atau tawa.

Karakter tokoh dapat diperlihatkan dengan penampilannya.

Tokoh Murni ditampilkan dengan wajah cantik, murung, dan

pakaian yang feminim sesuai dengan zamannya. Tokoh Bahri

berpakaian lusuh. Tokoh Pembela dan Penuntut Umum ber-

pakaian rapi dan berdasi. Tokoh Hakim Ketua berpakaian se-

macam jubah hitam sebagaimana yang biasa dikenakan para

hakim pengadilan. Tokoh Hadirin dapat ditampilkan secara

bermacam-macam karena tidak memegang peran penting dalam

cerita.

Para Pelaku:

1. Nenek

2. Kakek

Waktu drama ini dimulai. Nenek duduk

sambil menyulam. Sebentar-sebentar ia

menengok ke belakang, kalau-kalau suaminya

datang. Saat itu hari menjelang malam.

01. Nenek : (Bicara sendiri) Ah, dasar! Kayak

nggak pernah ingat sudah pikun.

Pekerjaannya tak ada lain cuman

bersolek. Dikiranya masih ada

gadis-gadis yang suka mandang.

Hmmmm. (Mengambil cangkir,

lalu diminum)

Panggung menggambarkan sebuah ruang

tengah rumah sepasang orang tua.

Di sebelah

kiri ada meja makan kecil dengan dua buah kursi.

Di atas meja ada teko, sepasang cangkir, dan

staples berisi penganan. Agak di tengah ruangan

itu terdapat sofa, lusuh warna gairahnya. Di

belakang terdapat pintu dan jendela.

207

207

Apresiasi Sastra

02. Kakek : (Masuk) Bagaimana kalau aku

pakai kopiah seperti ini, B.u?

03. Nenek : Astaga! Tuan rumah mau pesiar

ke mana menjelang malam

begini?

04. Kakek : Tidak ke mana-mana. Cuman

duduk-duduk saja, sambil

membaca koran.

05. Nenek : Mengapa me

mbaca koran mesti

pakai kopiah segala?

06. Kakek : Agar komplet, Bu.

07. Nenek : Yaaaaah. Waktu dulu kau jadi

juru tulis, empat puluh tahun

lampau... hebat sekali, memang.

Tapi sekarang, kopiah hanya

bernilai tambah penghangat

belaka.

(Berjalan menuju ke meja, mengambil

k

oran, lalu pergi ke sofa, membuka

lembarannya)

08. Kakek : Mengapa tidak duduk di sini?

09.

Nenek : Sebentar.

10. Kakek : Ada berita rahasia?

11. Nenek : Rahasia?

12. Kakek : Habis kaubaca koran kenapa

nyendiri?

13. Nenek : Malu.

14. Kakek : Malu? Kau aneh. Malu pada

siapa?

15. Nenek :

Dilihat orang banyak tuuuuh.

(Menunjuk penonton). Sudah

tua kenapa pacaran terus....

(Berdiri, menghampiri Kakek, lalu duduk

di sebelahn

ya, lalu menyandarkan kepalanya

ke bahu Kakek sebelah kiri)

16. Kakek : Gila. Malah demonstrasi.

17.

Nenek : Sekali waktu memang perlu.

18. Kakek : Ya, tapi kan bukan untuk saat

ini?

19. Nenek : Kukira justru!

20. Kakek : Duilah, apa-apaan ini.

21. Nenek :

Agar orang tetap tahu, aku

milikmu.

22. Kakek : Siapa mengira kita sudah

cerai?

23. Nenek : Ah,

wanita. Bagaimanapun

sudah- tua, aku tetap wanita.

(Berdiri, pergi ke kursi,

dan duduk) Dunia wanita

yang hidup dalam angan-angan,

takut kehilangan, tapi menuntut

k

enyataan-kenyataan.

24. Kakek : Bagus!

25. Nenek : Apa maksudmu?

26. Kakek : Tindakan terpuji, itu namanya.

27. Nenek : He, apa sih maksudmu, Pak?

28. Kakek : Mengaku dosa di depan orang

banyak!

29. Nenek : Hu, hu, hu. (Menangis)

30. Kakek : He, ada apa kau, Bu? Ada apa?

Digigit nyamuk rupanya?

31. Nenek : Kau memperolok-olok aku di

depan orang banyak begini. Siapa

aku ini? Istrimu bukan?

32. Kakek : Kalau aku dapat malu, kan kau juga

ikut dapat malu toh. Hu, hu, hu, hu,

hu, hu,...

33. Nenek :

Bukan maksudku memperolok-

olok kau, Bu.

34. Kakek : Aku justru memuji tindakanmu

yang berani.

35. Nenek : (Tiba-tiba berhenti menangis)

Berani? Aku pemberani?

36. Kakek : Ya. Kau pantas disejajarkan dengan

Ibu Kita Kartini.

37. Nenek : Bu Tin?

38. Kakek : Bukan, bukan Bu Tin, Ibu Kita

Kartini.

39. Nenek : Tetapi, kan Ibu Kita Kartini juga

bisa kita sebut Bu Tin, kan. Apa

salahnya.

40. Kakek : Hus, diam! Ingat ini di depan

orang banyak. Maka jangan main

sembrono dengan sebutan-sebutan

yang multi-interpretable....

41. Nenek : Ah, lagak profesormu kumat lagi,

Pak?

42. Kakek : Yaaaaah, aku dulu memang punya

cita-cita jadi profesor.

43. Nenek : Dan kandas.

44. Kakek : Belum. O, malah sudah berhasil,

cuma tunggu pengakuan.

45. Nenek : S i a p a y a n g

akan mengakui

keprofesoranmu? Kau tidak ngajar

di perguruan tinggi mana pun di

dunia ini.

46. Kakek : Secara formal memang tidak.

Secara material iya.

208

208

Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa

Sebelumnya, ada beberapa hal yang kiranya perlu diper

hatikan dalam mentransformasikan hikayat ke dalam cerpen. Hal-

hal itu adalah sebagai berikut.

1. Carilah arti kata-kata yang dianggap sulit dalam hikayat

dengan mencari artinya di Andas.

2.

Alur datar dalam hikayat dapat diubah menjadi alur maju

atau mundur dalam cerpen.

3. Sudut pandang dalam hikayat yang merujuk orang ke-3

dapat diubah ke dalam cerpen menjadi sudut pandang

orang pertama.

4. Gaya bahasa kuno (kaku) dalam hikayat dengan istilah

atau kata-kata yang sulit dapat diubah menjadi kalimat

sederhana (mudah dipahami) dengan gaya bahasa lebih

modern.

Sebagaimana cerpen yang telah Anda pelajari, hikayat juga

memiliki unsur intrinsik. Namun, karena bahasa yang digunakan

dalam hikayat sulit dipahami dan biasanya berupa narasi/paparan,

kita menjadi bosan membacanya.

Hikayat adalah cerita tentang

sebuah kerajaan atau tempat tinggal para dewa. Hikayat biasanya

disampaikan secara lisan. Umumnya isi hikayat sangat panjang.

Hikayat dapat ditrans formasi kan atau diubah bentuknya menjadi

cerita pendek dengan memunculkan konfl

ik tertentu sehingga

cerita nya lebih hidup dan menarik.

Untuk dapat mentransformasikan penggalan hikayat ke

dalam cerita pendek, Anda harus menggunakan unsur-unsur

cerpen, seperti alur, tokoh, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa.

Anda dapat menggunakan teknik mengarang cerpen yang sudah

dipelajari di Pelajaran 11 bagian D.

Mentransformasikan Penggalan

Mentransformasikan Penggalan

Hikayat ke Dalam

Hikayat ke Dalam

Cerpen

Cerpen

C

Anda diharapkan dapat:

• memahami perbedaan

unsur hikayat dan

cerpen;

• melakukan

penggubahan naskah

hikayat ke dalam

cerpen dengan

langkah-langkah

tertentu.

Tujuan Belajar

47. Nenek : Hah, bagaimana itu mungkin?

4

8. Kakek : Kaulihat, banyak mahasiswa

yang datang kemari, bukan?

Tidak hanya itu, malahan para

guru besar pada datang kemari.

Mereka ngajak diskusi aku, segala

macam soal. Dari soal-soal tata

pemerintahan sampai bagaimana

mengatasi kesepian.

Sumber:

Naskah Drama Remaja

, 1980

209

209

Apresiasi Sastra

Isma Yatim

Hikayat ini menceritakan seorang mentri

dari Benua Keling, bernama Megat Nira yang

pindah ke negeri Masulipatam karena kalah

main catur. Megat Nira tahu bahwa istrinya

akan me lahirkan anak yang arif bijaksana.

Ternyata hal itu benar, anak tersebut bernama

dan ber khidmat di istana sehingga kemudian ia

menjadi biduanda.

Ketika seorang nakhoda singgah di negeri

itu, Isma Yatim menerangkan berbagai perkara,

antara lain syarat orang dagang. Nakhoda

itu memberi hadiah peti kepada Isma Yatim.

Dari dalam peti itu keluar seorang putri yang

sangat cantik. Putri itu diserahkan kepada

baginda. Pangkat Isma naik menjadi panglima

perang. Setelah ia berhasil mengalah

kan

musuh, pangkatnya naik menjadi perdana

menteri. Sementara itu, Permaisuri menuduh

Putri Nila Gendi hendak meracuni raja. Isma

Yatim diperintah membunuh Putri Nila Gendi.

Isma Yatim menyembunyikan

nya. Ketika raja

menyesal, Isma Yatim lalu membuka rahasia ini.

Putri Nila Gendi dan anaknya, Dewi Rum, lalu

dijemput untuk pulang ke istana. Raja mangkat,

Dewi Rum menjadi raja, bergelar Mangindra

Sri Bulan. Isma

Yatim ikut memelihara tuan

putri. Tuan Putri akhirnya kawin dengan Indra,

mempelai, anak raja Syahdan Mangindra.

Sumber:

Perintis Sastera

, 1951

dengan pengubahan

Hal yang patut diingat bahwa kemenarikan sebuah cerpen

adalah dimunculkannya konfl

ik tertentu. Konfl

ik akan memancing

atau malah membawa pembaca untuk terus menikmati isi

cerpen.

Nah, sekarang bacalah penggalan hikayat di bawah dengan

cermat.

Berikut contoh tranformasi hikayat tersebut menjadi cerpen.

Seorang mentri muda dari Benua Keling,

ber

nama Megat Nira pindah ke negeri Masulipatam

karena kalah main catur.

Di tengah kepindahan itu, Megat Nira gun-

dah karena istrinya akan melahirkan anak.

"Anak kita ini kelak akan menjadi anak yang

bijak," istriku.

"Ya, Kakanda. Anak kita ini akan diberi nama

Isma Yatim."

Anak itu dididik mengaji kepada seorang

mualim, Sufi an.

"Anak ini sangat pandai," kata sang ulama.

Memang Isma Yatim sangat pandai me-

ngarang hikayat.

Hikayat itu akan diserahkan

kepada raja. Karena kepandaiannya itu, Isma

Yatim diangkat menjadi penasihat kerajaan.

"Saudara, saudaraku, dalam perniagaan di

manapun, berlakulah jujur," saran Isma Yatim

Isma Yatim

di hadap an para saudagar dan para nahkoda

kapal.

Karena nasihat itu, para nakhoda meng-

hadiahi Isma Yatim seorang putri yang cantik.

Kerajaan mengangkat Isma Yatim men-

jadi panglima perang. Banyak musuh kerajaan

dilumpuhkannya.

Suatu hari, permaisuri menuduh Putri

Nila Gendi akan meracun raja. Isma Yatim

disuruh membinasakan Putri Nila Gendi. Isma

Yatim menyembunyikannya.

Akhirnya, rahasia itu Isma Yatim beberkan.

Raja menyesal. Bahkan sampai meninggal dunia.

Anaknya Dewi Rum menggantikan kedudukan

ayahnya, sedangkan Isma Yatim tetap menjaga

dan setia pada kerajaan dan keluarganya.

210

210

Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa

1. Bacalah hikayat berikut dengan baik.

2. Amatilah hal-hal yang berhubungan dengan konfl

ik, perwatakan, latar, dan amanat

yang terkandung di dalamnya. Kemudian buatlah cerpen berdasarkan hikayat tersebut.

Hikayat Nabi Sulaeman

Nabi Sulaeman adalah anak Nabi Daud

seorang raja besar dan seorang nabi. Dia yang

mempunyai Gudang Intan. Tentang kisah nabi

Sulaeman anak nabi Daud itu terdapat dalam

Injil dan dalam Alquran.

Menurut penulis sejarah bangsa Arab, ada

empat orang maharaja yang dianggap sebagai

penakluk dunia. Dua di antaranya termasuk

orang yang tiada beriman kepada Allah, yaitu

Namruj dan Bakhtunasar. Dan yang dua orang

lagi termasuk orang yang beriman, yaitu

Iskandar Zulkarnaen dan Nabi Sulaeman.

Yang tersebut kemudian ini Nabi Sulaeman,

seorang raja yang bijaksana dan se orang nabi

yang mendapat hikmat dan pe tunjuk dari

Tuhan. Nabi Sulaeman tidak saja memerintah

manusia, tetapi memerintah jin dan baginda

dapat pula me nguasai angin dan mengerti pem-

bicaraan bahasa yang diucapkan oleh hewan

dan burung-burung. Soal-soal yang sulit dan

perkara-perkara yang ganjil ia dapat menye-

lesaikan

nya. Nabi Sulaeman terkenal dengan

kecerdikannya dan keadilannya; ilmunya sangat

luas. Waktu mudanya yaitu ketika bapaknya

menjadi raja, acapkali ia menolong bapaknya

dalam soal-soal atau perkara-perkara yang sulit.

Ketika Nabi Daud meninggal maka Sulaeman-

lah yang dipilih sebagai penggantinya di antara

anak-anak Nabi Daud yang banyak itu.

Dalam Alquran diceritakan tentang kisah

Nabi Sulaeman. Pada suatu kali, ia sampai

ke suatu padang yang penuh dengan sarang

semut, surat An Nahl ayat 18, raja semut itu

berkata kepada rakyatnya, "Hai sekalian semut,

masuk

lah kamu ke dalam sarangmu! Nabi

Sulaeman akan datang dengan tentaranya, nanti

kamu terinjak oleh tentaranya yang banyak

itu". Dalam ayat sebelumnya diterangkan pula

bahwa yang menjadi tentaranya itu bukan saja

manusia, tetapi juga hewan, burung, dan bangsa

jin. Sehubungan dengan riwayat Nabi Sulaeman

itu ada juga seorang raja perempuan, putri

Bilkis raja kerajaan Saba (Yaman) yang semula

putri Bilkis itu tiada mau tunduk kepada Nabi

Sulaeman. Pada suatu hari Nabi Sulaeman

mengirim surat kepada putri itu. Ia meminta

supaya putri datang ke Siria (Palestina). Yang

membawa surat itu bangsa jin. Pada mulanya

raja perempuan itu tidak mau tunduk

kepadanya, tetapi setelah dilihatnya Nabi

Sulaeman mempunyai kelebihan dan mukjizat,

barulah ia tunduk. Putri Bilkis mempunyai se-

buah sing gasana yang sangat dibanggakannya.

Waktu putri itu sampai ke Palestina untuk

menemui undangan Nabi Sulaeman ternyata

singgasananya telah ada di istana Nabi Sulaeman.

Nabi Sulaeman bertanya kepada putri itu,

"Inikah singgasanamu itu?" Bilkis mengaku

bahwa itulah singasananya. Melihat kebesaran

dan mukjizat Nabi Sulaeman itu, Bilkis harus

meng

akui kelebihan Nabi Sulaeman dan ke-

kuasannya.

Dalam hikayatnya diceritakan, karena

kekayaan dan kekuasaannya itu Sulaeman

pernah lupa akan Tuhan dan karena itu ia

pernah menerima hukuman dari Tuhan. Nabi

Sulaeman mempunyai sebuah cincin sebagai

alat kebesaran kerajaannya. Pada suatu hari,

Agar Anda dapat lebih memahami, kerjakan latihan berikut ini.

Latihan

Latihan

Pemahaman

Pemahaman

211

211

Apresiasi Sastra

1. Apa isi cerita Hikayat Nabi Sulaeman tersebut?

2. Ubahlah hikayat tersebut menjadi cerita pendek berdasarkan

langkah-langkah yang Anda pelajari sebelumnya.

cincin itu dicuri oleh jin, lalu jin itulah yang

berkuasa dalam istananya. Nabi Sulaeman

terusir dari istananya, 40 hari ia hidup sebagai

kelana (musafi r). Menurut cerita, Sulaeman

berbuat itu karena Sulaeman terpedaya oleh

salah se orang istrinya yang masih menyembah

berhala, yaitu Putri Sidin.

Kemudian, cincin Nabi Sulaeman itu di-

temukan kembali dari perut ikan sebab cincin

itu oleh jin dijatuhkan ke dalam laut, lalu ditelan

oleh ikan.

Sumber

:

Perintis Sastera

, 1951

dengan pengubahan

Sumber:

www.wikipedia.org

Asrul Sani

(lahir di Rao, Sumatra Barat,

10 Juni 1926, meninggal di Jakarta, 11 Januari

2004) adalah seorang sastrawan dan sutradara

fi lm asal Indonesia. Menyelesaikan studi

di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas

Indonesia (1955). Pernah mengikuti seminar

internasional mengenai kebudayaan di Uni-

versitas Harvard (1954), memperdalam

pengetahuan tentang dramaturgi dan sine-

matografi

di Universitas California Selatan,

Los Angeles, Amerika Serikat (1956), kemudian membantu Sticusa

di Amsterdam (1957-1958).

Bersama Chairil Anwar dan Rivai Apin, ia mendirikan

"Gelanggang Seniman" (1946) dan secara bersama-sama pula

menjadi redaktur "Gelanggang" dalam warta sepekan Siasat. Selain

itu, Asrul pun pernah menjadi redaktur majalah

Pujangga Baru

,

Gema Suasana

(kemudian Gema),

Gelanggang

(1966-1967), dan

terakhir sebagai pemimpin umum Citra Film (1981-1982).

Asrul pernah menjadi Direktur Akademi Teater Nasional

Indonesia, Ketua Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia

(Lesbumi), anggota Badan Sensor Film, Ketua Dewan Kesenian

Jakarta, anggota Dewan Film Indonesia, dan anggota Akademi

Jakarta (seumur hidup).

Mengenal

Mengenal

Ahli Sastra

Ahli Sastra

212

212

Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa

Setelah Anda mengikuti Pelajaran 15 ini, Anda dapat

membuat resensi dari pementasan yang Anda saksikan.

Dengan begitu, Anda dapat menyampaikan isi pementasan

tersebut kepada teman-teman Anda. Selain itu, Anda pun dapat

bermain drama karena telah berlatih memerankan tokoh drama

pada pelajaran ini. Anda pun kini lebih memahami perbedaan

antara hikayat dan cerpen. Dengan demikian, Anda dapat lebih

mengapresiasi hikayat dan cerpen.

Refl

eksi

Refl

eksi

Pelajaran 15

Pelajaran 15

Hal-hal yang harus ditulis dalam resensi drama adalah

unsur-unsur drama dan kegiatan pementasan tersebut.

Dalam kegiatan bermain drama, ada banyak pihak yang

terlibat. Misalnya pemeran, penata rias, penata kostum,

penata dekorasi, pengatur adegan, dan sebagainya. Agar

pementasan drama berjalan dengan baik, orang-orang

yang terlibat di dalamnya harus bekerja sama dengan

baik.

• Hikayat dapat ditransformasikan ke dalam bentuk cerpen,

sehingga ceritanya lebih hidup dan menarik.

Intisari

Intisari

Pelajaran 15

Pelajaran 15

213

213

Apresiasi Sastra

Adegan II

Dua hari kemudian

(

Osman masuk dengan wajah yang sedih

)

Osman : As

taga, apa yang telah ku-

perbuat? Aku telah menghabis-

kan

seluruh isi kantongku.

Syarif pasti masih punya sisa

uang lebih. Buktinya ia tidak

minta uang lagi padaku. Apa

yang bisa kulakukan sekarang

(

Ia berjalan mondar-mandir

). Ya,

uang itu masih tersembunyi

di sana dan apa bila aku harus

me

minta ke pada Syarif untuk

mengam

bil bersama-sama,

hanya boleh meng ambil tidak

lebih dari Rp100.000,00, tapi

siapa yang akan mengetahuinya

jika aku mengambil uang itu

tanpa me ngatakan ke

pada-

nya. Aku bisa meminta tolong

Ja’far untuk mem bantuku (

ia

keluar

).

(

Syarif masuk

)

Syarif

: Aku heran, aku tidak melihat

Abang seharian ini. Sudah tak

sepeser pun uang di kantongku.

Aku memerlu kan uang lagi. Ah

itu dia. Tampaknya gembira

amat dia.

(

Masuk Osman

)

Osman :

Hai Syarif. Betul-betul

lama kau tak datang-datang

padaku. Apakah kau sudah

tak memerlu kan uang lagi?

Aku masih ada sisa sedikit,

tetapi apabila kau me

mer-

lukan tambahan aku akan

mengambil

nya bersama kau

masing-masing Rp100.000,00

dari guci itu.

(

Keduanya keluar beberapa saat lalu muncul lagi

berbincang-bincang

).

Osman :

Rif, Syarif. Celaka, Rif. Seseorang

telah mencuri guci kita, padahal

tak seorang pun tahu kecuali

kita ber dua. Apakah kau telah

me lakukan

nya pada saat aku

sedang tidak ada di tempat?

Syarif

: Ah, yang benar saja, aku kan

bukan maling!

Osman

: Betul, tapi siapa lagi, tak ada

se orang pun yang tahu tempat

per sem bunyi an ini.

Syarif :

Baiklah, ayo kita cari. Kita temui

Pak Haji Machmud untuk me-

lapor kan kejadian ini.

Osman

: Baik aku setuju.

(

Keduanya pergi ke luar. Lalu, kembali bersama Haji

Machmud. Kedua saudara itu bicaranya menggebu-

gebu kepada Pak Haji

)

Osman

: Pak Haji, di sini saya hadapkan

saudara

ku yang telah mencuri

sejumlah uang. Kami telah

me

nyembunyikan uang itu di

suatu tempat. Dia satu-satunya

orang yang mengetahui tempat

per sem bunyian itu.

Machmud :

Apakah kau pasti dengan

tuduh an

mu itu? Kita tidak bisa

berbuat apa-apa jika tuduhan

itu tidak disertai bukti, bahwa

Syarifl

ah yang mencuri uang itu.

Kau harus membuktikannya,

lalu baru

lah kita bisa meng-

hukum nya.

1. Saksikanlah sebuah pementasan drama. Kemudian buatlah

resensi dari pementasan tersebut.

2. Perankanlah tokoh penggalan drama berikut oleh beberapa

orang siswa. Sementara siswa lain menganalisis hal-hal yang

berkaitan dengan pemeranan tokoh dalam drama tersebut.

Latihan Pemahaman

Latihan Pemahaman

Pelajaran 15

Pelajaran 15

214

214

Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa

Tersebut pula perkataan anak raja yang

sembilan orang itu. Mereka juga bertanya-

tanya siapakah gerangan orang muda yang

memecah

kan perang mereka. Biar

pun begitu,

mereka mengambil keputusan akan menyerang

negeri Antah Barantah sekali lagi. Hatta terjadi

pula dan tiada kelihatan orang berperang

yang terlalu banyak itu. Maka pihak baginda

pun pecah peranglah, segala hulubalang dan

rakyat sekalian, semuanya lari masuk ke dalam

kota. Hanya baginda seorang saja yang tinggal

di medan perang. Setelah melihat hal yang

demikian, Indera Bangsawan pun menyerbukan

dirinya

ke dalam rakyat para anak raja itu

seraya menetak ke

kiri dan ke kanan, maka

pecah perang lah pihak anak-anak raja itu.

Indera Bangsawan meng

hantar baginda masuk

ke dalam kota dan kembali me ngejar anak-

anak raja itu. Anak-anak raja itu tidak dapat

bertahan dan menyerah kan diri mereka. Indera

Bangsawan meng ampuni dosa mereka dan

menerang

kan asal-usul diri nya. Hatta anak raja

yang sembilan orang itu pun menjadi saudara

Indera Bangsawan.

Baginda ingin mengatahui siapa sebenarnya

si Kembar itu. Pada suatu hari dipanggil tuan

putri dan si Kembar dan bertanya mengapa

mereka tidak menjadi suami-istri seperti di-

titahkannya. Baginda tidak mau mendengar

penjelasan mereka dan memenjarakan

mereka di tengah istana. Pada suatu malam,

si Kembar merasa tubuhnya terasa panas dan

keluar dari dalam sarungnya dan mandi di

tempat pesiram an tuan putri. Pada ke esokan

harinya, tuan putri mendapati air mandi sudah

habis dan mengadukan hal ini kepada baginda.

3. Ubahlah penggalan hikayat berikut ke dalam bentuk cerpen.

Baginda me nyuruh tuan putri pura-pura tidur

dan kalau si Kembar keluar dari sarungnya,

ia harus me

nyembunyi

kan sarung itu. Maka

malam pun tibalah. Indera Bangsawan tidak

dapat tidur, karena tubuhnya gatal. Maka ia

pun keluar dari sarungnya dan pergi mandi.

Tuan putri me

nyembunyi

kan sarungnya dan

Indera Bangsawan yang berasal dari negeri

Kobat Syahrial.

Baginda gembira sekali mengetahui

bahwa si Kembar itu ialah Indera Bangsawan.

Indera Bangsawan segera mau didudukannya

dengan tuan putri, tetapi Indera Bangsawan

minta tangguh tiga hari. Dalam pada itu

Indera Bangsa wan pergi mengunjungi raksasa

neneknya. Ia memperoleh satu kemala hikmat

dari raksasa itu. Menurut raksasa itu, kemala

hikmat itu boleh mengadakan barang apa

saja yang dikehendaki; mendirikan sebuah

negeri dengan isinya pun dapat juga. Dan yang

memegang rakyat di dalam kemala hikmat itu

ialah dua orang yang masing-masing bernama

Dekar Sari dan Dekar Dewa. Hatta Indera

bangsawan pun kembali ke negeri Antah

Barantah. Di pinggiran negeri Antah Barantah,

didiri

kan sebuah negeri yang lengkap dengan

isinya dengan kemala hikmat itu. Sebuah titian

emas juga dibina dari negeri itu sampai ke

mahligai tuan putri. Maka pe kerjaan berjaga-

jaga mulailah, empat puluh hari dan empat

puluh malam lamanya. Dan Indera Bangsawan

pun dinikahkan oleh kadi dengan tuan putri

Dewi Kemala Sari serta mem

bayar emas

kawinnya di hadapan dua orang sida-sida yang

kepercayaan lagi yakin pada agamanya.

Sumber:

Perintis Sastera

, 1951

dengan pengubahan